
SIAPA sangka jika Daryono (60) warga Desa Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini akan melakukan perbuatan senekad itu. Pria yang dikenal sopan di desanya itu memilih untuk mengakhiri hidup bersama putri semata wayangnya. Diduga usai membunuh sang putri, Daryono kemudian bunuh diri dengan cara menggantung.
Warga desa tidak menyangka jika Daryono yang sudah menduda selama 26 tahun ini hanya hidup dengan putrinya Sri Puji Astuti (26), yang cacat lumpuh sejak lahir. Sementara ibunya meninggal saat melahirkan puji. Sejak itu Daryono tak pernah menikah lagi.

Meski anaknya lumpuh Daryono hanya sempat memeriksakannya satu kali ke Puskesmas. Selanjutnya anak tersebut dibiarkan hanya bisa terbaring di ranjang karena tidak memiliki biaya untuk pengobatan.
Beberapa hari sebelum kejadian warga sering melihat lelaki itu murung dan mondar mandir di depan rumah. Diduga Daryono sudah putus asa dan mengalami depresi.
Sebelum mengakhiri hidup, Daryono sempat menulis surat yang ditempel di dinding rumahnya. “ Surat itu berisi permintaan agar jenazah anaknya tidak perlu diotopsi,” ujar Kapolsek Kembaran, AKP Sisiwoto.
Polisi sendiri mengatakan jika Puji Astuti meninggal karena kekurangan oksigen dan mengalami penyempitan di rongga pernafasan. Mungkin sekali benar dugaan warga jika Daryono telah mencekiknya. Namun warga masih tak percaya jika pria yang dikenal ramah itu harus berbuat keji seperti itu.
Leave a Reply