PURWOKERTO – Ada sisi lain yang menarik diamati dalam pawai budaya yang menyertai kirab prosesi hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke 428, Minggu (04/04). Dalam pawai budaya yang menampilkan aneka kesenaian tradisional yang ada di Kabupaten Banyumas seperti lengger, tlebang, calung dan lainnya masih tampak dominannya seniman yang telah tergolong generasi tua.
Pemeran tokoh wayang khas Banyumas Bawor misalnya, atau para niyaga (penabuh tetabuhan) dalam kesenian lengger dan tlebang (bukan terbang, tapi ditulis ‘tlebang’ di spanduk mereka).
Walaupun tidak semuanya memang. Seperti dalam kesenian kenthonganĀ misalnya, telah didominasi kaum muda. Dalam lengger, penari-penari umumnya juga gadis-gadis muda. Demikian juga dalam kesenian ebeg.
Tentu saja ada kebanggaan tersendiri, ketika generasi tua masih bersemangat menampilkan ketrampilan mereka. Namun, di balik semua itu, terbersit kekhawatiran : apakah nanti akan muncul pengganti-2 mereka? Sebuah keprihatinan yang wajar di tengah arus globalisasi dimana kesenian modern lebih mudah menyebar karena ditopang ekonomi-industri dalam dunia entertainment.




jen inyong kangen banget ndeleng festival budaya banyumasan sekang pinggir nggili neng prapatan pasar manis…kapann ya bisa kaleksana maning…
saben tahun ana pawai budaya…. tapi nyatane luwih akeh pawai para pejabat PNS, jalan-2 nganggo blangkon nggo tontonan warga…. nyari seragam, tidak ada kreasi yang menonjol…….
perwakilan pawai budaya dr patikraja keren abis…(aksi di atas tandu) ditambah alunan musik kenthongan yang bikin semangat…
perwakilan pawai budaya dr patikraja keren abis…
foto nduwur dewek,,aku ya bangeting kenal..soale kakine inyong…hehehhehe