PURWOKERTO -Pawai budaya dalam rangka perayaan Cap Go Meh (hari ke 15 setelah tahun baru imlek) Minggu siang ini (28/2), di Purwokerto berlangsung meriah. Sekalipun cuaca Purwokerto cukup panas, namun masyarakat setia menunggu di trotoar-trotoar jalan yang menjadi rute pawai yang didominasi barongsai dan liong ini.
Mengambil start dari halaman klenteng Hok Tek Bio di belakang Pasar Wage, pawai kemudian melewati jalan Jend. Sudirman, jalan Merdeka, jalan Gatot Subroto, jalan Ovis dan kembali finis di klenteng.
Bupati Mardjoko hadir dan memberi sambutan menjelang pelepasan peserta pawai. Seperti biasa, dalam sambutannya Mardjoko dominan menggunakan bahasa dialek Banyumasan yang bercampur Bahasa Indonesia. “Dengan perayaan ini, muga-muga sing maune dodolane ora payu, ngesuk dadi payu. Sing nesih dewekan cepet olih jodo, sing duda olih pasangan maning” katanya. (Mudah-mudahan yang tadinya berjualan tidak laku, besok jadi laku. Yang masih sendirian cepat dapat jodoh, yang duda dapat pasangan lagi — red).
Selain Bupati, hadir juga Ketua DPRD, Juli Krisdianto, SH, Kapolres dan Dandim Banyumas.
Yang menarik dari pawai ini adalah tampilnya seorang bule menjadi salah satu pemain barongsai, juga kelompok kesenian kenthongan, dan sekelompok seniman dengan pakaian khas dalam kesenian wayang orang. Hal ini menandakan kemajemukan budaya yang dapat tampil bersama dalam sebuah event, sehingga pawai cap go meh ini menjadi bagian dari budaya masyarakat, sekalipun memiliki asal-usul yang berbeda.”Nyong ora mbedak-mbedakna, kabeh budaya tek dukung (Saya tidak membeda-bedakan, semua budaya saya dukung)”, kata bupati Mardjoko di bagian lain sambutannya.
Kebersamaan memang indah. (BNC/puh)










Leave a Reply