
Pingit, Desa Gumelem, Kecamatan Susukan. (foto Ruhito)
Masjid Kuno peninggalan wali, bangunan peninggalan keraton yakni Kademangan serta wisata pengobatan pemandian air hangat.

biasa beroperasi di Gumelem tengah menunggu penumpang. (foto Ruhito).
Selain itu, adanya obyek tersebut juga didukung oleh sejumlah
haasil kerajinan maupun pola hidup masyarakat
Gumelem yang masih tradisional, terutama masalah transportasi. Karena meskipun di zaman yang serba cepat dan canggih, sebagian masyarakat di sana masih menyakau alat transportasi trandisional berupa andong atau yang lebih populer dengan sebutan dokar.

namun masih terlihat kokoh. (Foto:Ruhito)
Alat transportasi yang cukup penting di tahun 60-an ini hingga
kini masih tetap digunakan untuk bepergian ke pasar maupun keperluan lain. Pada siang hari, pemilik dokar biasanya ‘ngetem’ di pasar Werak, Gumelem ataupun menuju ke pertiagaan
Tobong atau pun ke Pasar Perja, Kecamatan Purworejo Klampok.
Gumelem juga bisa memanfaat jasa dokar ini untuk mengantarkan. Kita bisa naik dari pasar Perja, pertigaan Tobong Desa Kedwaung ataupun pasar Werak dengan harga terjangkau. Adapun sejumlah kerajinan yang sudah cukup dikenal yakni adalah kerajinan pande besi, ece, batik dan pengolahan gula merah.

kerajinan Pande besi Gumelem masih tetap
bertahan. (foto Ruhito)
masih banyak diminati oleh mereka yang menyukai keawetan dan tahan terhadap benturan benda keras seperti batu.
masyarakat. Kita juga bisa merasakan nira yang baru diambil dari pohon kelapa. Selain itu, di Desa Gumelem hingga kini juga masih berkembang sejumlah kesenian tradisional. Diantaranya, Lengger, Kuda Kepang,Aplang dan Ujungan.(Ruhito)
Leave a Reply