PURBALINGGA – Salah satu jenazah tersangka teroris yang tewas saat penggerebekan Densus 88 di Solo, Mistam alias Husamudin alias Ario Sudarso alias Aji, kini sedang diurus oleh pihak keluarganya dari Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, untuk dipulangkan ke kampung halaman istrinya. Berdasarkan kesepakatan antara tokoh agama dan masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa, pihak keluarga tersangka dan pihak Desa Karangreja, siap menerima jenazah teroris yang biasa dikenal oleh warga desa setempat Husamudin itu untuk dimakamkan di pemakaman umum desa Karangreja.
Kepala Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Iwan Mujianto,kepada reporter banyumasnews.com, Selasa (22/9) sore mengemukakan, pihak keluarga Husamudin baru berangkat ke Jakarta, Selasa (22/9) pagi, untuk mengurus kepulangan jenazah Husamudin.
“Soal kapan akan dimakamkan di pemakaman umum Desa Karangreja, kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian. Bisa jadi Rabu (23/9) atau lusa. Namun yang jelas, pihak keluarga sudah berangkat menjemput jenazah itu Selasa (22/9) pagi. Informasi yang kami peroleh dari kepolisian, semuanya sudah dipersiapkan oleh Mabes Polri, sehingga setelah segala sesuatunya selesai dengan urusan di Mabes Polri di Jakarta, termasuk urusan tes DNA, pihak keluarga tinggal mendampingi jenazah itu yang dibawa oleh ambulans yang sudah dipersiapkan pula oleh polisi,” ujar Iwan Mujianto.
Menurut Iwan Mujianto, ada tiga alasan mengapa warga Desa Karangreja siap menerima kedatangan jenazah teroris Mistam alias Husamudin alias Ario Sudarso alias Aji, seorang ahli merakit bom yang juga murid kesayangan ahli bom Dr Azahari. Alasan pertama, Husamudin adalah warga Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga yang sudah tinggal di desa ini selama kurang lebih 12 tahun. Di desa ini, Husamudin yang kelahiran Cilacap tanggal 17 September 1970, beristrikan Titi Rochyati (31), dan tercatat sebagai warga RT 18 RW IX dusun Kedungjampang, Desa Karangreja Kecamatan Kutasari, Purbalingga.
Alasan kedua, lanjut Kades Iwan, berdasarkan petimbangan kemanusiaan. “Secara manusiawi, warga kami tidak tega jika sampai menolak kedatangan jenazah Husamudin. Sedangkan alasan ketiga, sebagai orang islam itu fardhu kifayah. Jika ada orang meninggal tidak terurus, wajib bertanggungjawab untuk mengurusnya,” ujarnya.
Iwan menambahkan, pada Senin malam (21/9), pihanya sudah melakukan musyawarah dengan mengumpulkan sejumlah tokoh agama dan masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa, pihak keluarga tersangka dan pihak Desa Karangreja. Hasil musyawarah, warga siap menerima kedatangan jenazah itu untuk dimakamkan di Karangreja.
“Meski demikian, kami memberikan catatan, bahwa warga kami yang siap menerima kedatangan jenazah Husamudin, bukan berarti kami dan warga sepaham dengan ajarannya. Bagaimanapun kami dan warga sini tetap menentang ajaran teroris itu,” ujar Kades Iwan.
Berdasarkan pantauan Banyumasnews.com, untuk menyambut kedatangan jenazah Mistam, sebuah liang lahat sudah digali oleh warga setempat sejak hari Jumat (18/9) di tempat pemakaman umum di wilayah Kadus V Desa Karangreja.Liang lahat itu berukuran 2 meter x 80 centimeter, dengan kedalaman 1,5 meter.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saat pemakaman, baik dari kalangan yang pro maupun yang kontra dengan tewasnya Husamudin, aparat keamanan sejak sepekan ini terus disiagakan di setiap sudut desa setempat. Dan hingga kemarin petang, upaya penjagaan terus ditingkatkan, dengan melibatkan jajaran Polres Purbalingga. (banyumasnews.com/tgr)
mestinya dikubur selayaknya sebagai muslim pd umumnya, yang penting bukan ditiru perbuatannya yang nggak patut untuk ditiru. Bahwa kita sekadar manusia banyak lupa dan salah …. selanjutnya menjadi urusan sang Pencipta