
BANJARNEGARA (BNC)–Meksipun berada di pelosok pedesaan, tepatnya di Desa Derik, Kecamatan Susukan, namun kepiawaian para siswa SMP Negeri 3 Susukan, Banjarnegara di bidang seni patut diacungi jempol. Hal itu dibuktikan dalam pagelaran seni budaya dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-42 dan HUT PGRI ke-68 tahun 2013, di Alun-alun Banjarnegara, baru-baru ini.Dalam kesempatan itu, para siswa SMPN 3 Susukan menampilkan Opera Van Derik (OVD), dengan lakon “Joko Tarub Nggolet Jodho”.
Penampilan para siswa Sekolah tersebut, yang semuanya menggunakan dialog Banyumasan yang kental, dan diiringi grup karawitan yang juga dimainkan para siswa SMPN 3 Susukan, mampu memukau ribuan penonton yang memadati Alun-alun Banjarnegara. Intinya, dengan mengemas seni kethoprak menjadi kethoprak gaul dalam bentuk opera yang lucu, menarik, dan unik , sehingga mampu membuat penonton terpingkal-pingkal.
“Logatnya yang ngapak-ngapak atau Banyumasan banget,menjadikan OVD enak ditonton.Pemainnya juga lucu-lucu, sehingga saya betah nonton dari awal sampai akhir selam kurang lebih 30 menit,” ujar Adi Suyoko, seorang guru yang ikut menyaksikan penampilan OVD.
Kepala SMPN 3 Susukan, Diyanto S.Pd yang dihubungi banyumasnews.com secara terpisah, Senin (23/12) mengatakan, pihaknya sengaja mengemas pentas kethoprak menjadi kethoprak gaul, agar lebih digemari anak-anak muda. Hal ini sebagai upaya melestarikan seni kethoprak, yang kini kurang dikenal anak-anak jaman sekarang.
“Kalau anak-anak jaman sekarang ditanya kethoprak, mereka pahamnya ya makanan kethoprak atau gado-gado. Namun kalau kami suguhkan kethoprak yang sudah dimodifikasi dalam bentuk opera, dan bahasanya adalah bahasa kita sehari-hari, ngapak-ngapak, maka akan menjadi suguhan seni yang menarik. Dan ternyata anak-anak memang suka.Lewat seni ini pula, kami ingin mengenalkan pembelajaran karakter kepada anak-anak, melalui tokoh-tokoh yang dimainkan,” ujar Diyanto.
OVD SMPN 3 Susukan, lanjut Dianto, sudah sering tampil dalam berbagai kesempatan, baik di tingkat sekolah, kecamatan maupun kabupaten.
“Saya salut dengan kreativitas siswa dan guru SMPN 3 Susukan. Ini patut dicontoh oleh sekolah-sekolah lain,agar seni budaya adilihuung yang kita miliki tidak hilang ditelan jaman,” puji Kepala Dinas Pendidikan , Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Banjarnegara, Drs Muhdi.
Muhdi juga angkat topi atas prestasi yang teklah diraih oleh SMPN 3 Susukan Banjarnegara selama ini. Meksipun sekolah ini berada di pelosok pedesaan, namun prestasinya tidak kalah dengan yang berada di kota. Ini dibuktikan, dalam kejuaraan atletik tingkat Kabupaten Banjarnegara tahun 2013, SMPN 3 Susukan meraih empat medali. Yakni terdiri satu emas di nomor 1500 meter yang diraih Wahyu Puji Lestari, satu medali perak di nomor 200 meter (Desti Sri Wahyuni), dan dua medali perunggu untuk nomor lari 200 meter dan 800 meter yang masing-masing diraih Irluchinoviana dan Hani Aminatussoliah.
Prestasi lain di ajang cukup bergengsi , yakni seorang siswinya, Feri Susilowati meraih juara 3 Lari Marathon 10 K pada Festival Serayu 2013 yang digelar bulan Agustus 2013 lalu. (prs)
Leave a Reply