
DI KALANGAN model Purwokerto, nama Eka Tri Wahyu Sari (24), bukan nama yang asing lagi. Ia sering menyabet berbagai lomba modelling. “Ada suatu kepuasan dan kebanggaan tersendiri bisa meraih juara modelling,” ujar Sari—demikian panggilan akrab cewek yang lahir di Purwokerto 30 Desember 1981 ini ketika ditemui seusai mengikuti lomba nyanyi tunggal Kapolres Cup yang digelar oleh Keluarga Besar Putra-Putri Polri di Polres Purbalingga, kemarin
Dalam lomba itu sendiri, Sari yang kini masih tercatat sebagai mahasiswi di Akademi Kebidanan YLPP (Yayasan Lembaga Pendidikan Prada) Purwokerto ini, berhasil meraih juara 2. “Saya menekuni dunia nyanyi ini belakangan. Sebelumnya, saya aktif di modelling. Dua hobby itu, kini berjalan bersama, dan saya bertekad ingin menekuninya secara profesional,” ujar Sari, putra pertama dari 3 bersaudara pasangan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hartoto dengan Ratifah (Dosen Akademi Keperawatan Depkes RI Purwokerto ) ini.
Di bidang modelling, Sari mengaku pernah menyabet juara the best cat walk yang digelar oleh Majalah Tabloid Keren –Beken di Hotel Safari Baturraden pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2000, meraih juara 2 kharisma model millenium, dan the best cat walk kharisma model Indonesia 2000.
Untuk bidang nyanyi, Sari pernah masuk seleksi 50 besar AFI (Akademi Fantasi Indonesia) wilayah pemilihan Semarang. “Waktu itu ada puluhan ribu peserta seleksi, yang akhirnya diambil 10. Meskipun tidak masuk 10 besar, namun saya bertekad, suatu saaat akan menjadi yang terbaik,” ujar Sari yang piawai bermain alat musik gitar ini.
Kini, Sari, juga suntuk dengan order nyanyi di berbagai tempat. “Saya menguasai lagu-lagu pop, khususnya pop barat. Namun demikian, saya juga bisa menyanyikan jalur dangdut, campuir sari, dan pop indonesia, “ ujarnya sembari menebar senyumnya yang khas.
Selain dunia modelling dan olah vokal, diam-diam Sari juga pintar berakting. Diakuinya, kendati bukan sebagai pemeran utama, namun ia pernah terlibat syuting dalam sinetron Saras 008 di Jakarta. “Waktu itu saya hanya sebagai pemeran pembantu,” katanya.
Pengalaman syuting lainnya, sambung Sari, yakni berperan sebagai wanita desa dalam film dokumenter kehidupan penderes gula kelapa di Banyumas yang digarap oleh TPI. “Saya juga pernah ikut gabung dalam sinteron Tembang Kaki Telanjang yang digarap oleh TVRI Stasiun Jakarta. Yah..asyik juga sich ikut syuting…..yang jelas dapat uang untuk tambahan beli buku-buku kuliah dan keperluan lainnya,” ujar Sari. (BNC/sty)
Kalo emang pingin nyanyi hub. 02191052499